Dia yang keliaran
dia yang menyusur jalan
dengan derap berat nafas
buru ruang hiruk yang lengang
Dia yang keliaran
mencari jejak air mata
berlinang tumpah di tepi hari
menyedu hati yang penuh
irisan luka abadi bertanggal lahir
Dia yang keliaran
menghirup jejak hidup kesunyian
harap rengkuh barang nyawa
tertinggal di sengal bibir
mencumbu keheningan kelam dengan ganas
gelora enggan menyauh
Dia yang keliaran
gundah selalu masa
berpacu bersama-sama
terang tak diminta
gerus sabda sejati
luntak mengucur darah suram
tak rela tinggalkan kini
Dia yang keliaran
menangis sepi di tepi hari
bergumam pasti
"aku-akan-kembali-setiapkali-engkau-terlarut-nikmat!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar