Sabtu, 14 Februari 2009

AYUN

hariku mengayun
tertatih-tatih menyusul waktu yang
menunggang lupa

pernah coba berlari
kecil-sambil tertawa berderai-menunduk laku
wajah tengadah dihempas
pukul angin yang
menyiul genit menggoda terik agar
mengambil sepi

lalu kudengar langgam-langgam merana
berpukul ulang mengejar
pilu yang sendiri
menyedu gelas bundar berhinggap
kicau sunyi memantul-mantul ujar
berdiri dengan kaki luruh hentakan

datanglah februari sendiri
menyeru peluit menalu-nalu
dan kami serentak mengayun
lewat jingkatan di pintu masuk
mengepal kelebat lalu menangis

Tidak ada komentar:

Bagikan